Minggu, 17 Januari 2016

laporan praktikum pengujian inderawi

I. PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai atau tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Penilaian subyektif merupakan hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan
Pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indera), maka pengukuran ini disebut juga pengukuran atau penilaian subyektif atau penilaian organoleptik atau penilaian inderawi. Objek yang diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa kesadaran seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Mekanisme pengindraan secara seperti penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indera, terjadinya reaksi dalam sel-sel peka membentuk energi kimia, perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf, penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak atau sumsum belakang, terjadinya interpretasi psikologis dalam syaraf pusat dan menghasilkan kesadaran atau kesan psikologis.oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.
1.2.            Tujuan.
Menentukan uji organoleptic (rasa, warna, dan warna) dari dua produk minuman yaitu air mineral dan minuman teh dalam kemasan.
1.3.            Manfaat.
Dapat memahami serta menentukan uji organoleptic berdasarkan dari penilaian panelis.



II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Pengertian Pengujian Organoleptik
                  Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah mata, telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang menerima rangsangan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition), membedakan (discrimination), membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonik). Perbedaan kemampuan tersebut tidak begitu jelas pada panelis. Sangat sulit untuk dinyatakan bahwa satu kemampuan sensori lebih penting dan lebih sulit untuk dipelajari. Karena untuk setiap jenis sensori memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, dari yang paling mudah hingga sulit atau dari yang paling sederhana sampai yang komplek (rumit).
                  Pengujian organoleptik atau sensory test didefinisikan sebagai metode untuk mengukur, menganalisa dan menginterprestasikan reaksi dari karakteristik bahan pangan yang diterima melalui penglihatan, bau, rasa, sentuhan dan pendengaran atau suara. Penilaian atau uji organoleptik dikenal juga dengan penilaian sensori atau penilaian inderawi dimana secara tradisional sudah berkembang sejak zaman dahulu, yakni di saat manusia sudah mulai memperhatikan kualitas lingkungan disekitarnya. Uji sensori merupakan suatu cara penilaian subjektif tertua yang sangat umum digunakan untuk memilih hampir semua komoditi terutama hasil pertanian dalam arti luas, seperti buah – buahan, ikan, rempah – rempah, minyak dan lain – lain.



2.2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
              Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). Merupakan air minum yang siap di konsumsi  secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai  bentuk wadah, 19 liter atau gallon, 1500ml/600ml (botol), 240/220 ml (gelas) (Susanti,2010).
              Proses air minum dalam kemasan (AMDK) harus melalui proses tahapan, baik secara klinis maupun secara hukum, secara higienis klinis biasanya disahkan menuut peraturan pemerintah melalui departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM RI ) baik dari segi kimia, fisika, mikrobiologi. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses pengukuhan merek dagang, hak paten, setifikasi dan asosiaasi yang mana keseluruhannya mengacu pada peratuan pemerintah melalui DEPERINDAG, SNI ( Standar Nasional Indonesia), dan merek dagang. Untuk masalah air kemasan tentang hak cipta, hak paten merek biasanya melalui instansi DEPARTEMEN KEHAKIMAN.
              Adapun proses pengolahan air untuk menjadikan air siap dikemas dan dipasarkan secara umum, ada beberapa proses yang harus dilalui antara lain:
1.       Proses pengolahan air
2.      Proses sterilisasi air
3.      Proses control kualitas
4.      Proses pengemasan (gallon, botol, cup)
5.      Proses pengepakan
6.      Proses distribusi (http://zeofilt.woedpress.com)
              Pencemaran terhadap air dalam kemasan berasal dari kualitas air baku yang digunakan, dimana pencemaran aitu dapat berasal dari kegiatan industry, kosmetik dan kegiatan lainnya yang berdampak negative terhadap penurunan sumber daya air antara lain menyebabkan penurunan kualitas air (Effendi, 2003).



              Selain itu dalam dunia industry yang menggunakan bahan – bahan kimia sintetik, dimana banyak dari bahan – bahan kimia tersebut telah menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan air. Seperti limpasan dari pestisida dan herbisida yang berasal dari daerah pertanian atau perkebunan dan buangan limbah industry ke permukaan air. Yang lebih serius lagi adalah terjadinya rembesan kedalam air tanah dari bahan – bahan pencemar yang berasal dari penampungan limbah kimia dan kolam penampungan atau kolam pengolahan limbah dan fasilitas –fasilitas lainnya (Achmad, 2004).
              Untuk air yang didistribusikan dengan tangki pengangkut dari lokasi sumber air baku ke depot air minum harus menggunakan tangki pengangkut air yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air.
2.3. Teh ( Camelia sinensis L.)
              Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infuse yang dibuat dengan cara menyeduh daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camelia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok : Teh hitam, teh oolong, teh hijau dan teh putih. (http://id.wikipedia.org)
              Teh adalah produk pertanian berupa daun, tunas daun dan ruas dari tanaman Camelia sinensis, diracik dan disajikan dengan berbagai metode. Teh juga mengacu kepada minuman beraroma yang diracik dari daun – daunan berkhasiat dengan cara diseduh menggunakan air panas atau mendidih dan menjadi nama umu dari tanaman Camelia sinensis itu sendiri (http://bicarateh.wordpress.com).



              Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel – sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah. Melancarkan sirkulasi darah. Maka tidak heran bila minuman ini disebut – sebut sebagai minumamn kaya manfaat. Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung didalam teh yang berakibat kurang baik utnuk tubuh.  Zat itu adalah kafein. Kafein pada teh dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjad terhambat. Batas aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750mg/hari atau setara dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml (http://kesehatan.kompasiana.com).
              Menurut Eden (1976), proses proses pembuatan teh terdiri dari beberapa tahapan. yaitu :
1.      Pelayuan
            Pelayuan merupakan tahapan pertama dalam proses pengolahan teh hitam yang bertujuan untuk mengeluarkan sebagian cairan sel, merubah susunan sel, dan untuk menciptakan kondisi yang baik untuk proses penggilinan. Proses pelayuan berlangsung selama 10 – 20 jam, dengan suhu tidak lebih dari 35°C.
2.      Penggulungan
penggulungan bertujuan untuk menggulung, memecah sel – sel daun, dan mengeluarkan cairan sel. Oksidasi berlangsung saat katekin dan enzim berhubungan dengan oksigen dari udara luar yang menimbulkan berubahnya warna daun menjadi kecoklatan. Oksigen mempengaruhi proses fermentasi yang menimbulkan perubahan warna daun.
3.      sortasi basah
            sortasi basah bertujuan untuk memperoleh hasil olahan yang seragam ukurannya, menurunkan suhu, dan menganginkan daun.



4.      fermentasi
            pada tahap pertama proses fermentasi terbentuk theaflavin dan berkurangnya jumlah polifenol (epigalokatekin, epigalokatekin dalat, atau epikatekin galat). Pada akhir tahap fermentasi, sebagian theaflavin semakin menurun dengan menurunnya konsentrasi polifenol, sedangkan pembentukkan thearubigin tetap hingga konsentrasi theaflavin menurun.
5.      Pengeringan
pengeringan bertujuan menghentkan aktivitas enzim sehingga proses fermentasi terhenti dan menurunkan kandungan air sampai kira – kira 3% basis basah. Pengeringan berperan pula dalam menentukan mutu teh hitam. Dengan mengeringkan pada suhu tinggi, flavor teh akan berkurang  tetapi mutu lebih terpelihara. Pengeringan pada suhu 70°C menghasilkan mutu dan flavor yang baik, tetapi akan mengalami penurunan mutu yang cepat selama penyimpanan.
6.      Sortasi
            Sortasi kering bertujuan memisahkan teh kering pada fraksi – fraksi yang seragam ukurannya dan mengecilkan hasil olahan yang masih terlalu besar.
              Pada dasarnya, teh diproses menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Lebih dari tiga perempatan teh didunia diolah menjadi teh hitam, yang merupakan salah satu jenis yang paling digemari di Amerika, Eropa dan Indonesia. Teh hitam dibuat dari daun teh yang difermentasi secara sempurna. Secara tradisional, proses  fermentasi terjadi selama dua minggu sampai satu bulan. Cara pengolahannya, daun dirajang dan dijemur dibawah panas matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan. Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberikan cita rasa teh hitam yang khas (Pambudi, 2004).



III. DRAFT PENGUJIAN

3.1.  Uji Hedonik
3.1.1. Organisasi Pengujian
·         Jumlah panelis
15 orang
3.1.2. Cara Penyajian Contoh
              Contoh uji hedonic disajikan secara acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak boleh mengulang – mengulang atau membandingkan contoh yang disajikan. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis air minum dalam kemasan  (AMDK) dari tiga macam merek. Cara penyajian contoh dapat seperti gambar berikut ini.



821




Gambar 3.1. Cara penyajian contoh uji hedonic sekaligus




3.1.3. Cara Penilaian
              Penilaian terhadap uji hedonic dilakukan secara spontan. Untuk itu panelis dapat mengisi formulir isian seperti dibawah ini.
Tanggal                      :
Nama panelis           :
Contoh sampel         : air mineral
Instruksi                    : nyatakan penilaian anda dan beri tanda (√)  untuk pernyataan yang sesuai.

Penilaian
Kode sampel
921
435
821
Sangat suka



Suka



Agak suka



Tidak suka
















 












Gambar 3.2. Formulir isian untuk uji hedonic dengan 4 skala numeric
3.2.  Uji Mutu Hedonik
3.2.1. cara penyajian sampel

858
714
521
 




Gambar 3.3.Cara Penyajian Sampel Uji Mutu Hedonik Sekaligus
3.2.1. Cara Penilaian
Skala numerik
Skala hedonik
Rasa
Aroma
Warna
1
Sangat manis
Sangat beraroma teh
Sangat berwarna coklat
2
Manis
Beraroma teh
Berwarna coklat
3
Agak manis
Agak beraroma teh
Agak berwarna coklat
4
Tidak manis
Tidak beraroma teh
Tidak berwarna coklat
Tanggal                      :
Nama panelis           :
Contoh sampel         : minuman teh
Instruksi                    : ciciplah sampel dan berikan angka sesuai dengan penilaian                    dibawah ini
Kode sampel
Penilaian
Rasa
Aroma
Warna
858



714



521




Table 3.1. kriteria penilaian Uji Mutu Hedonik











Gambar 3.4. formulir isian untuk Uji Mutu hedonic Untuk pengujian produk teh



3.3. Uji A bukan A
3.3.1.   Organisasi pengujian
            Jumlah panelis = 15 orang
3.3.2. Cara penyajian contoh
sampel baku disajikan terlebih dahulu kemudian disajikan sampel yang lain secara bergantian dan secara acak. Sampel baku disajikan berulang dalam serangkaian uji. 
Sampel baku
111
111
                                                                        Contoh uji
724
 




                                                                                             atau



gambar 3.5. Cara Penyajian Sampel Uji A Bukan A
3.3.3. cara penilaian
Tanggal pengujian         :
Nama                                  :
Contoh sampel               : air mineral
Instruksi                             : ciciplah contoh air mineral kemudian berikan penilaian. Beri angka satu      (1) jika sampel berbeda dan beri angka nol (0) jika sampel sama

Panelis
Kode sampel
111
724
P1


P2


P3 dst



 









Gambar 3.6. formulir isian untuk Uji A bukan A
3.4. Uji Ranking
3.4.1. Organisasi pengujian
Jumlah panelis = 15 orang
3.4.2. Cara penyajian Contoh
821
514
618
753
415
 




Gambar 3.7. cara penyajian sampel dalam uji ranking
3.4.3. Cara Penilaian
Tanggal pengujian                   :
Nama                                            :
Contoh sampel                         : air mineral
Instruksi                                       : ujilah rasa contoh – contoh berikut kemudian urutkan berdasarkan rasanya. Tuliskan nomor kode contoh pada kotak yang tersedia sesuai dengan tingkat rasanya

urutan
I
II
III
IV
v
kode






 











Gambar 3.8. formulir isian untuk uji ranking



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis Uji Hedonik
Tabel 4.1. hasil penilaian Kesukaan produk air minum dalam kemasan A, B, C

AMDK A
AMDK B
AMDK C
Total penilaian
1
2
3
Yi
ΣiY2ij
(Yi.)2
Panelis
1
2
1
3
6
14
36
2
2
1
3
6
14
36
3
2
1
1
4
6
16
4
2
4
1
7
21
49
5
4
1
3
8
26
64
6
2
2
4
8
24
64
7
1
3
4
8
26
64
8
2
4
3
9
29
81
9
3
2
3
8
22
64
10
1
4
4
9
33
81
11
2
2
4
8
24
64
12
1
1
2
4
6
16
13
2
1
4
7
21
49
14
2
3
3
8
22
64
15
3
2
4
9
29
81
Total sampel
Yj
31
32
46
109

684
ΣjY2ij
73
88
156

317

(Yj.)2
961
1024
2116
4101

Rata-rata
2,06
2,13
3,06


            Dari data – data pada tabel 4.3 kemudian dilakukan analisis sidik ragam untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan antara perlakuan
Factor koreksi =
                          =
Jumlah kuadrat = total jumlah kuadrat – factor koreksi
                             = 317 – 264,02 = 52,98
Jumlah kuadrat perlakuan =
                                                =
Jumlah kuadrat kelompok =
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat kelompok
                                                  = 52,98 – 9,36 – 12,313 = 31,307
Tabel 4.2. analisis varian contoh air minum dalam kemasan (AMDK)
Sumber Keragaman
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
2
9,36
4,68
4,18
Kelompok
14
12,313
0,88

Galat
28
31,307
1,12

total
44
52,98



Nilai Fhitung adalah 4,18, Fhitugn terlampau kecil sehinga dapat simpulkan bahwa tidak perbedaan nyata antara setiap sampel. Namun air minum dalam kemasan (AMDK) dari setiap perlakuan berbeda satu dengan yang lain. Dari hasil penilaian panelis, panelis lebih menyukai air minum dalam kemasan (AMDK) A dibandingkan dengan ai minum dalam kemasan yang lainnya. Dari 15 panelis 12 diantaranya menyatakan suka terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) A , 10 orang menyatakan suka terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) B sedangkan  air minum dalam kemasan (AMDK) C panelis tidak menyatakan tngkat kesukaannya.



4.2. Uji Mutu Hedonik
4.2.1. analisis rasa dari teh
Tabel 4.3. Hasil Penilaian rasa dari produk Teh

Teh A
Teh B
Total panelis
1
2
Yi
ΣiY2ij
(Yi.)2
Panelis
1
3
1
4
10
16
2
2
3
5
13
25
3
1
2
3
5
9
4
1
3
4
10
16
5
2
1
3
5
9
6
3
4
7
25
49
7
2
2
4
8
16
8
1
2
3
5
9
9
3
1
4
10
16
10
1
4
5
17
25
11
2
3
5
13
25
12
2
2
4
8
16
13
1
2
3
5
9
14
2
2
4
8
16
15
3
4
7
25
49
Total sampel
Yj
29
36
65
167
305
ΣjY2ij
65
102


(Yj.)2
84
1296
1380

Rata-rata
1,93
2,4


Factor koreksi =
                          =
Jumlah kuadrat = total jumlah kuadrat – factor koreksi
                             = 167 – 140,83 =26,17
Jumlah kuadrat perlakuan =
                                                =
Jumlah kuadrat kelompok =


Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat kelompok
                                                  = 26,17 – 1,64 – 11,67 = 12,86
Tabel 4.4. analisis varian rasa dari produk teh
Sumber Keragaman
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
1
1,64
1,64
1,78
Kelompok
14
11,67
0,83

Galat
14
12,86
0,92

total
29
26,17



            Hasil perhitungan uji tingkat kemanisan rasa  pada produk Teh didapatkan Fhitungnya adalah 1,78. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata dari setiap perlakuan dan panelis tidak menyatakan perbedaan tingkat kemanisan dari setiap perlakuan. Yang artinya bahwa panelis menyatakan tingkat kemanisan dari setiap perlakuan adalah sama.
4.2.2. analisis aroma dari teh
Tabel 4.5. hasil penilaian aroma produk teh

Teh A
Teh B
Total panelis
1
2
Yi
ΣiY2ij
(Yi.)2
Panelis
1
1
2
3
5
25
2
3
1
4
10
100
3
3
1
4
10
100
4
1
3
4
10
100
5
1
1
2
2
4
6
3
3
6
18
324
7
2
3
5
13
169
8
2
3
5
13
169
9
3
3
6
18
3224
10
2
2
4
8
64
11
2
3
5
13
169
12
2
4
6
20
400
13
2
2
4
8
64
14
1
4
5
17
289
15
2
3
5
13
169
Total sampel
Yj
30
38
68
178
2470
ΣjY2ij
68
110


(Yj.)2
900
1444
2344

Rata-rata
2
2,53


Factor koreksi =
                          =
Jumlah kuadrat = total jumlah kuadrat – factor koreksi
                             = 178 – 154,13 =23,87
Jumlah kuadrat perlakuan =
                                                =
Jumlah kuadrat kelompok =
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat kelompok
                                                  = 23,87 – 2,14 – 8,87 = 12,86
Tabel 4.6. analisis varian aroma dari produk teh
Sumber Keragaman
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
1
2,14
2,14
2,33
Kelompok
14
8,87
0,63

Galat
14
12,86
0,92

total
29
23,87



            Dari hasil perhitungan aroma dari produk the di dapatkan bahwa nilai Fhitung nya adalah 2,33 sangat kecil sehingga tidak menyatakan perbedaan. Panelis tidak dapat menyatakan perbedaan aroma dari setiap perlakuan. Panelis menyatakan bahwa aroma dari seiap perlakuan adalah sama.



4.2.3. Analisis Warna dari Produk Teh
Tabel 4.7. hasil penilaian warna pada produk teh

Teh A
Teh B
Total panelis
1
2
Yi
ΣiY2ij
(Yi.)2
Panelis
1
2
3
5
13
25
2
2
1
3
5
9
3
1
2
3
5
9
4
2
2
4
8
16
5
2
2
4
8
16
6
3
2
5
13
25
7
2
2
4
8
16
8
2
2
4
8
16
9
2
1
3
5
9
10
1
2
3
5
9
11
2
2
4
8
16
12
2
3
5
13
25
13
2
2
4
8
16
14
2
2
4
8
16
15
2
1
3
5
9
Total sampel
Yj
29
29
58
120
232
ΣjY2ij
59
61


(Yj.)2
841
841
1682

Rata-rata
1,93
1,93


Factor koreksi =
                          =
Jumlah kuadrat = total jumlah kuadrat – factor koreksi
                             = 120 – 112,13 = 7,87

Jumlah kuadrat perlakuan =
                                                =



Jumlah kuadrat kelompok =
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat kelompok
                                                  = 7,87 – 0 – 3,87 = 4
Tabel 4.8. analisis varian rasa dari produk teh
Sumber Keragaman
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
1
7,87
7,87
28,11**
Kelompok
14
0
0

Galat
14
3,87
0,28

total
29
11,74



            Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa Fhitung adala 28,11 diaman Fhitung adalah yang paling besar. Sehingga ada perbedaan nyata diantara setiap perlakuan. Panelis menyatakan ada perbedaan warna antara kedua perlakuan yang ada.
4.3. Uji A Bukan A
Tabel 4.9. tabel hasil penilaian 15 panelis
Panelis
Kelompok A
Kel. Bukan A
111
724
1
1
0
2
1
0
3
1
0
4
1
0
5
0
1
6
1
0
7
0
1
8
0
1
9
0
1
10
0
1
11
0
1
12
1
0
13
0
1
14
0
1
15
1
0
Jumlah
7
8




                 Dari tabel 4.9. panelis yang memilih kelompok A dan yang bukan kelompok A berturut – turut adalah 7 dan 8. Sedangkan menurut tabel lampiran 1 dengan 15 orang panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 12, 13 dan 14 masing – masing pada tingkat 5%, 1% dan 0,1%.
                 Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah panelis yang meyatakan perbedaan antara kelompok A dan bukan kelompok A belum menyatakan adanya perbedaan karena jumlah panelis yang menyatakan sam masih dibawah persyaratan yang diminta.
4.4. Uji Ranking
Tabel 4.10. hasil penilaian rasa 5 jenis air minum dalam kemasan (AMDK)
Panelis
U1
U2
U3
U4
U5
AMDK 1
AMDK 2
AMDK 3
AMDK 4
AMDK 5
1
3
4
2
5
1
2
2
5
4
1
3
3
5
1
4
3
2
4
5
4
1
2
3
5
2
4
5
1
3
6
4
2
1
5
3
7
5
3
1
4
2
8
4
5
2
3
1
9
5
4
1
2
3
10
4
1
3
2
5
11
5
4
2
3
1
12
5
3
2
4
1
13
4
2
1
5
3
14
5
4
1
3
2
15
3
2
5
1
4
Total
61
38
35
44
37

                 Dari tabel diatas maka diketahui 5 sampel pengujia nilai skor untuk ranking/urutan pertama adalah 1,16 dan untuk untuk urutan terakhir adalah -0,50 sedangkan untuk urutan 3 mempunyai skor 0, tabulasinya sebagai berikut:



Tabel 4.11. Hasil transformasi penilaian AMDK
Panelis
U1
U2
U3
U4
U5
Total
AMDK 1
AMDK 2
AMDK 3
AMDK 4
AMDK 5
1
0
-1,16
0,50
-0,50
1,16
0
2
0,50
-0,50
-1,16
1,16
0
0
3
-0,50
1,16
-1,16
0
0,50
0
4
-0,50
-1,16
1,16
0,50
0
0
5
0,50
-1,16
0,50
1,16
0
0
6
-1,16
0,50
1,16
-0,50
0
0
7
-0,50
0
1,16
-1,16
0,50
0
8
-1,16
-0,50
0,50
0
1,16
0
9
-0,50
-1,16
1,16
0,50
0
0
10
-1,16
1,16
0
0,50
-0,50
0
11
-0,50
-1,16
0,50
0
1,16
0
12
-0,50
0
0,50
-1,16
1,16
0
13
-1,16
0,50
1,16
-0,50
0
0
14
-0,50
-1,16
1,16
0
0,50
0
15
0
0,50
-0,50
1,16
-1,16
0
Total
-7,14
-4,14
6,64
1,16
4,48
0

Analisis sidik ragam
Factor koreksi = 0    …CF(correction factor)
                 JK sampel =
                 JK Panelis =
                 JK Total = (0²+0,50²+(-0,50)²+…+0,50²+(-1,16)²) – 0
                                = 35,82 – 0 = 35,82
                 JK Error = JK – JK sampel – JK panelis
                                 = 35,82 – 8,91 – 0 = 26,91



Tabel 4.12. Daftar sidik ragam contoh air minum dalam kemasan (AMDK)
Sumber Keragaman
db
JK
KT
Fhitung
Perlakuan
4
8,91
2,23
4,65
Kelompok
14
0
0

Galat
56
26,91
0,48

total
74
35,82



                 Dari hasil pehitungan analisis sidik ragam didapatkan Fhitung 4,65 angka tersebut terbilang kecil artinya panelis kesulitan dalam memberikan penilaian terhadap sampel yang diberikan. Hal tersebut dapat dilihat dari Fhitung yang terlampau kecil.



V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
·         Pada uji hedonic panelis lebih menyukai air minum dalam kemasan (AMDK) A dengan total panelis yang menyatakan suka adalah 12 panelis.
·         Dalam mutu hedonic uji tingkat kemanisan dari produk teh panelis tidak bisa memberikan perbedaan tingkat kemanisan dari produk teh yang di berikan.
·         Untuk uji aroma dari produk teh panelis tidak menyatakan perbedaan aroma  antara setiap perlakuan yang diberikan.
·         Untuk uji warna pada produk teh panelis menyatakan bahwa ada perbedaan nyata dari setiap perlakuan yang diberikan.
·         Untuk uji A bukan A panelis yang menyatakan beda antar kedua contoh belum memenuhi syarat yang diinginkan.

·         Uji ranking panelis sulit untuk memberikan penilaian karena nilai Fhitung yang terlampau kecil.