I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pengujian organoleptik adalah
pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan
sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat
indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra
yang berasal dari benda tersebut. Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental
(sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus).
Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap
untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab
rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi
psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai atau tingkat kesan,
kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif.
Penilaian subyektif merupakan hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan
Pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan
rangsangan atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indera), maka
pengukuran ini disebut juga pengukuran atau penilaian subyektif atau penilaian
organoleptik atau penilaian inderawi. Objek yang diukur atau dinilai sebenarnya
adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa kesadaran seseorang setelah
diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat
diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin,
panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra
menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis,
yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau
syaraf penerimaan. Mekanisme pengindraan secara seperti penerimaan rangsangan
(stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indera, terjadinya reaksi dalam
sel-sel peka membentuk energi kimia, perubahan energi kimia menjadi energi
listrik (impulse) pada sel syaraf, penghantaran energi listrik (impulse)
melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak atau sumsum belakang, terjadinya
interpretasi psikologis dalam syaraf pusat dan menghasilkan kesadaran atau
kesan psikologis.oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.
1.2.
Tujuan.
Menentukan uji
organoleptic (rasa, warna, dan warna) dari dua produk minuman yaitu air mineral
dan minuman teh dalam kemasan.
1.3.
Manfaat.
Dapat
memahami serta menentukan uji organoleptic berdasarkan dari penilaian panelis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik adalah
pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Bagian organ tubuh yang
berperan dalam penginderaan adalah mata, telinga, indera pencicip, indera
pembau dan indera perabaan atau sentuhan. Kemampuan alat indera memberikan kesan
atau tanggapan dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas
daerah kesan adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang
menerima rangsangan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan
kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima. Kemampuan
tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection), mengenali (recognition),
membedakan (discrimination), membandingkan (scalling) dan
kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonik). Perbedaan kemampuan
tersebut tidak begitu jelas pada panelis. Sangat sulit untuk dinyatakan bahwa
satu kemampuan sensori lebih penting dan lebih sulit untuk dipelajari. Karena
untuk setiap jenis sensori memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, dari
yang paling mudah hingga sulit atau dari yang paling sederhana sampai yang
komplek (rumit).
Pengujian organoleptik atau sensory test didefinisikan sebagai metode untuk
mengukur, menganalisa dan menginterprestasikan reaksi dari karakteristik bahan
pangan yang diterima melalui penglihatan, bau, rasa, sentuhan dan pendengaran
atau suara. Penilaian atau uji organoleptik dikenal juga dengan penilaian
sensori atau penilaian inderawi dimana secara tradisional sudah berkembang
sejak zaman dahulu, yakni di saat manusia sudah mulai memperhatikan kualitas
lingkungan disekitarnya. Uji sensori merupakan suatu cara penilaian subjektif
tertua yang sangat umum digunakan untuk memilih hampir semua komoditi terutama
hasil pertanian dalam arti luas, seperti buah – buahan, ikan, rempah – rempah,
minyak dan lain – lain.
2.2.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
Air minum kemasan atau dengan
istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan). Merupakan air minum yang siap di
konsumsi secara langsung tanpa harus
melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Air minum dalam kemasan merupakan air
yang dikemas dalam berbagai bentuk
wadah, 19 liter atau gallon, 1500ml/600ml (botol), 240/220 ml (gelas)
(Susanti,2010).
Proses air minum dalam kemasan (AMDK)
harus melalui proses tahapan, baik secara klinis maupun secara hukum, secara
higienis klinis biasanya disahkan menuut peraturan pemerintah melalui
departemen Badan Balai Pengawasan Obat Dan Makanan ( Badan POM RI ) baik dari
segi kimia, fisika, mikrobiologi. Tahapan secara hukum biasanya melalui proses
pengukuhan merek dagang, hak paten, setifikasi dan asosiaasi yang mana
keseluruhannya mengacu pada peratuan pemerintah melalui DEPERINDAG, SNI (
Standar Nasional Indonesia), dan merek dagang. Untuk masalah air kemasan
tentang hak cipta, hak paten merek biasanya melalui instansi DEPARTEMEN
KEHAKIMAN.
Adapun proses pengolahan air untuk
menjadikan air siap dikemas dan dipasarkan secara umum, ada beberapa proses
yang harus dilalui antara lain:
1. Proses pengolahan air
2. Proses
sterilisasi air
3. Proses
control kualitas
4. Proses
pengemasan (gallon, botol, cup)
5. Proses
pengepakan
Pencemaran terhadap air dalam
kemasan berasal dari kualitas air baku yang digunakan, dimana pencemaran aitu
dapat berasal dari kegiatan industry, kosmetik dan kegiatan lainnya yang
berdampak negative terhadap penurunan sumber daya air antara lain menyebabkan
penurunan kualitas air (Effendi, 2003).
Selain
itu dalam dunia industry yang menggunakan bahan – bahan kimia sintetik, dimana
banyak dari bahan – bahan kimia tersebut telah menyebabkan pencemaran terhadap
lingkungan air. Seperti limpasan dari pestisida dan herbisida yang berasal dari
daerah pertanian atau perkebunan dan buangan limbah industry ke permukaan air.
Yang lebih serius lagi adalah terjadinya rembesan kedalam air tanah dari bahan
– bahan pencemar yang berasal dari penampungan limbah kimia dan kolam
penampungan atau kolam pengolahan limbah dan fasilitas –fasilitas lainnya
(Achmad, 2004).
Untuk air yang didistribusikan
dengan tangki pengangkut dari lokasi sumber air baku ke depot air minum harus
menggunakan tangki pengangkut air yang terbuat dari bahan tara pangan (food
grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air.
2.3.
Teh ( Camelia sinensis L.)
Teh adalah minuman yang mengandung
kafein, sebuah infuse yang dibuat dengan cara menyeduh daun, atau tangkai daun
yang dikeringkan dari tanaman Camelia
sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi
4 kelompok : Teh hitam, teh oolong, teh hijau dan teh putih. (http://id.wikipedia.org)
Teh adalah produk pertanian berupa
daun, tunas daun dan ruas dari tanaman Camelia
sinensis, diracik dan disajikan dengan berbagai metode. Teh juga mengacu
kepada minuman beraroma yang diracik dari daun – daunan berkhasiat dengan cara
diseduh menggunakan air panas atau mendidih dan menjadi nama umu dari tanaman Camelia sinensis itu sendiri
(http://bicarateh.wordpress.com).
Manfaat teh antara lain adalah
sebagai antioksidan, memperbaiki sel – sel yang rusak, menghaluskan kulit,
melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi
kolesterol dalam darah. Melancarkan sirkulasi darah. Maka tidak heran bila
minuman ini disebut – sebut sebagai minumamn kaya manfaat. Selain manfaat teh,
ada juga zat yang terkandung didalam teh yang berakibat kurang baik utnuk
tubuh. Zat itu adalah kafein. Kafein
pada teh dapat menyebabkan proses penyerapan makanan menjad terhambat. Batas
aman untuk mengkonsumsi kafein dalam sehari adalah 750mg/hari atau setara
dengan 5 cangkir teh berukuran 200 ml (http://kesehatan.kompasiana.com).
Menurut Eden (1976), proses proses
pembuatan teh terdiri dari beberapa tahapan. yaitu :
1. Pelayuan
Pelayuan
merupakan tahapan pertama dalam proses pengolahan teh hitam yang bertujuan
untuk mengeluarkan sebagian cairan sel, merubah susunan sel, dan untuk
menciptakan kondisi yang baik untuk proses penggilinan. Proses pelayuan
berlangsung selama 10 – 20 jam, dengan suhu tidak lebih dari 35°C.
2. Penggulungan
penggulungan bertujuan untuk menggulung,
memecah sel – sel daun, dan mengeluarkan cairan sel. Oksidasi berlangsung saat
katekin dan enzim berhubungan dengan oksigen dari udara luar yang menimbulkan
berubahnya warna daun menjadi kecoklatan. Oksigen mempengaruhi proses fermentasi
yang menimbulkan perubahan warna daun.
3. sortasi
basah
sortasi
basah bertujuan untuk memperoleh hasil olahan yang seragam ukurannya,
menurunkan suhu, dan menganginkan daun.
4. fermentasi
pada
tahap pertama proses fermentasi terbentuk theaflavin dan berkurangnya jumlah
polifenol (epigalokatekin, epigalokatekin dalat, atau epikatekin galat). Pada
akhir tahap fermentasi, sebagian theaflavin semakin menurun dengan menurunnya
konsentrasi polifenol, sedangkan pembentukkan thearubigin tetap hingga
konsentrasi theaflavin menurun.
5. Pengeringan
pengeringan bertujuan menghentkan
aktivitas enzim sehingga proses fermentasi terhenti dan menurunkan kandungan
air sampai kira – kira 3% basis basah. Pengeringan berperan pula dalam
menentukan mutu teh hitam. Dengan mengeringkan pada suhu tinggi, flavor teh
akan berkurang tetapi mutu lebih
terpelihara. Pengeringan pada suhu 70°C menghasilkan mutu dan flavor yang baik,
tetapi akan mengalami penurunan mutu yang cepat selama penyimpanan.
6. Sortasi
Sortasi
kering bertujuan memisahkan teh kering pada fraksi – fraksi yang seragam
ukurannya dan mengecilkan hasil olahan yang masih terlalu besar.
Pada dasarnya, teh diproses
menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh hitam, dan teh oolong. Lebih dari tiga
perempatan teh didunia diolah menjadi teh hitam, yang merupakan salah satu
jenis yang paling digemari di Amerika, Eropa dan Indonesia. Teh hitam dibuat
dari daun teh yang difermentasi secara sempurna. Secara tradisional,
proses fermentasi terjadi selama dua
minggu sampai satu bulan. Cara pengolahannya, daun dirajang dan dijemur dibawah
panas matahari sehingga mengalami perubahan kimiawi sebelum dikeringkan.
Perlakuan tersebut akan menyebabkan warna daun menjadi coklat dan memberikan
cita rasa teh hitam yang khas (Pambudi, 2004).
III. DRAFT PENGUJIAN
3.1. Uji Hedonik
3.1.1.
Organisasi Pengujian
·
Jumlah panelis
15 orang
3.1.2. Cara Penyajian Contoh
Contoh uji hedonic disajikan secara acak dan dalam
memberikan penilaian panelis tidak boleh mengulang – mengulang atau
membandingkan contoh yang disajikan. Sebagai contoh dapat disajikan 3 jenis air
minum dalam kemasan (AMDK) dari tiga
macam merek. Cara penyajian contoh dapat seperti gambar berikut ini.
|
821
|
Gambar
3.1. Cara penyajian contoh uji hedonic sekaligus
3.1.3. Cara Penilaian
Penilaian
terhadap uji hedonic dilakukan secara spontan. Untuk itu panelis dapat mengisi
formulir isian seperti dibawah ini.
Tanggal
:
Nama
panelis :
Contoh
sampel : air mineral
Instruksi : nyatakan penilaian anda
dan beri tanda (√) untuk pernyataan
yang sesuai.
|
Gambar 3.2. Formulir isian untuk uji hedonic dengan 4
skala numeric
3.2. Uji Mutu Hedonik
3.2.1.
cara penyajian sampel
858
|
714
|
521
|
Gambar 3.3.Cara Penyajian Sampel Uji Mutu Hedonik
Sekaligus
3.2.1.
Cara Penilaian
Skala numerik
|
Skala hedonik
|
||
Rasa
|
Aroma
|
Warna
|
|
1
|
Sangat manis
|
Sangat beraroma
teh
|
Sangat berwarna
coklat
|
2
|
Manis
|
Beraroma teh
|
Berwarna coklat
|
3
|
Agak manis
|
Agak beraroma
teh
|
Agak berwarna
coklat
|
4
|
Tidak manis
|
Tidak beraroma
teh
|
Tidak berwarna
coklat
|
Tanggal :
Nama panelis :
Contoh sampel : minuman teh
Instruksi : ciciplah sampel dan
berikan angka sesuai dengan penilaian dibawah ini
|
Gambar 3.4. formulir isian untuk Uji Mutu hedonic Untuk
pengujian produk teh
3.3. Uji A bukan A
3.3.1. Organisasi pengujian
Jumlah panelis = 15 orang
3.3.2. Cara penyajian
contoh
sampel
baku disajikan terlebih dahulu kemudian disajikan sampel yang lain secara
bergantian dan secara acak. Sampel baku disajikan berulang dalam serangkaian
uji.
Sampel baku
111
|
111
|
724
|
atau
gambar 3.5. Cara Penyajian Sampel Uji A Bukan A
3.3.3. cara penilaian
Tanggal
pengujian :
Nama :
Contoh sampel
: air mineral
Instruksi : ciciplah
contoh air mineral kemudian berikan penilaian. Beri angka satu (1) jika sampel berbeda dan beri
angka nol (0) jika sampel sama
|
Gambar 3.6. formulir isian untuk Uji A bukan A
3.4. Uji Ranking
3.4.1. Organisasi
pengujian
Jumlah
panelis = 15 orang
3.4.2. Cara penyajian
Contoh
821
|
514
|
618
|
753
|
415
|
Gambar 3.7. cara penyajian sampel dalam uji ranking
3.4.3. Cara Penilaian
Tanggal
pengujian :
Nama :
Contoh sampel : air mineral
Instruksi :
ujilah rasa contoh – contoh berikut kemudian urutkan berdasarkan rasanya.
Tuliskan nomor kode contoh pada kotak yang tersedia sesuai dengan tingkat
rasanya
|
Gambar 3.8. formulir isian untuk uji ranking
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Uji
Hedonik
Tabel 4.1. hasil penilaian Kesukaan produk air minum
dalam kemasan A, B, C
|
AMDK A
|
AMDK B
|
AMDK C
|
Total penilaian
|
|||
1
|
2
|
3
|
Yi
|
ΣiY2ij
|
(Yi.)2
|
||
Panelis
|
1
|
2
|
1
|
3
|
6
|
14
|
36
|
2
|
2
|
1
|
3
|
6
|
14
|
36
|
|
3
|
2
|
1
|
1
|
4
|
6
|
16
|
|
4
|
2
|
4
|
1
|
7
|
21
|
49
|
|
5
|
4
|
1
|
3
|
8
|
26
|
64
|
|
6
|
2
|
2
|
4
|
8
|
24
|
64
|
|
7
|
1
|
3
|
4
|
8
|
26
|
64
|
|
8
|
2
|
4
|
3
|
9
|
29
|
81
|
|
9
|
3
|
2
|
3
|
8
|
22
|
64
|
|
10
|
1
|
4
|
4
|
9
|
33
|
81
|
|
11
|
2
|
2
|
4
|
8
|
24
|
64
|
|
12
|
1
|
1
|
2
|
4
|
6
|
16
|
|
13
|
2
|
1
|
4
|
7
|
21
|
49
|
|
14
|
2
|
3
|
3
|
8
|
22
|
64
|
|
15
|
3
|
2
|
4
|
9
|
29
|
81
|
|
Total sampel
|
Yj
|
31
|
32
|
46
|
109
|
|
684
|
ΣjY2ij
|
73
|
88
|
156
|
|
317
|
||
(Yj.)2
|
961
|
1024
|
2116
|
4101
|
|||
Rata-rata
|
2,06
|
2,13
|
3,06
|
Dari data – data pada tabel 4.3 kemudian dilakukan
analisis sidik ragam untuk mengetahui nyata atau tidaknya perbedaan antara
perlakuan
Factor koreksi =
=
Jumlah kuadrat = total
jumlah kuadrat – factor koreksi
=
317 – 264,02 = 52,98
Jumlah kuadrat
perlakuan =
=
Jumlah kuadrat kelompok
=
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat
kelompok
= 52,98 – 9,36 – 12,313
= 31,307
Tabel 4.2. analisis varian contoh air minum dalam kemasan (AMDK)
Sumber
Keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Perlakuan
|
2
|
9,36
|
4,68
|
4,18
|
Kelompok
|
14
|
12,313
|
0,88
|
|
Galat
|
28
|
31,307
|
1,12
|
|
total
|
44
|
52,98
|
|
|
Nilai
Fhitung adalah 4,18, Fhitugn terlampau kecil sehinga dapat simpulkan bahwa
tidak perbedaan nyata antara setiap sampel. Namun air minum dalam kemasan
(AMDK) dari setiap perlakuan berbeda satu dengan yang lain. Dari hasil
penilaian panelis, panelis lebih menyukai air minum dalam kemasan (AMDK) A
dibandingkan dengan ai minum dalam kemasan yang lainnya. Dari 15 panelis 12
diantaranya menyatakan suka terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) A , 10
orang menyatakan suka terhadap air minum dalam kemasan (AMDK) B sedangkan air minum dalam kemasan (AMDK) C panelis
tidak menyatakan tngkat kesukaannya.
4.2. Uji Mutu Hedonik
4.2.1. analisis rasa dari
teh
Tabel 4.3. Hasil Penilaian rasa dari produk Teh
|
Teh A
|
Teh B
|
Total panelis
|
|||
1
|
2
|
Yi
|
ΣiY2ij
|
(Yi.)2
|
||
Panelis
|
1
|
3
|
1
|
4
|
10
|
16
|
2
|
2
|
3
|
5
|
13
|
25
|
|
3
|
1
|
2
|
3
|
5
|
9
|
|
4
|
1
|
3
|
4
|
10
|
16
|
|
5
|
2
|
1
|
3
|
5
|
9
|
|
6
|
3
|
4
|
7
|
25
|
49
|
|
7
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
8
|
1
|
2
|
3
|
5
|
9
|
|
9
|
3
|
1
|
4
|
10
|
16
|
|
10
|
1
|
4
|
5
|
17
|
25
|
|
11
|
2
|
3
|
5
|
13
|
25
|
|
12
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
13
|
1
|
2
|
3
|
5
|
9
|
|
14
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
15
|
3
|
4
|
7
|
25
|
49
|
|
Total sampel
|
Yj
|
29
|
36
|
65
|
167
|
305
|
ΣjY2ij
|
65
|
102
|
|
|||
(Yj.)2
|
84
|
1296
|
1380
|
|||
Rata-rata
|
1,93
|
2,4
|
Factor koreksi =
=
Jumlah kuadrat = total
jumlah kuadrat – factor koreksi
=
167 – 140,83 =26,17
Jumlah kuadrat
perlakuan =
=
Jumlah kuadrat kelompok
=
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat
kelompok
= 26,17 – 1,64 – 11,67 =
12,86
Tabel 4.4. analisis varian rasa dari produk teh
Sumber
Keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Perlakuan
|
1
|
1,64
|
1,64
|
1,78
|
Kelompok
|
14
|
11,67
|
0,83
|
|
Galat
|
14
|
12,86
|
0,92
|
|
total
|
29
|
26,17
|
|
|
Hasil
perhitungan uji tingkat kemanisan rasa
pada produk Teh didapatkan Fhitungnya adalah 1,78. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan nyata dari setiap perlakuan dan panelis tidak
menyatakan perbedaan tingkat kemanisan dari setiap perlakuan. Yang artinya
bahwa panelis menyatakan tingkat kemanisan dari setiap perlakuan adalah sama.
4.2.2. analisis aroma dari
teh
Tabel 4.5. hasil penilaian aroma produk teh
|
Teh A
|
Teh B
|
Total panelis
|
|||
1
|
2
|
Yi
|
ΣiY2ij
|
(Yi.)2
|
||
Panelis
|
1
|
1
|
2
|
3
|
5
|
25
|
2
|
3
|
1
|
4
|
10
|
100
|
|
3
|
3
|
1
|
4
|
10
|
100
|
|
4
|
1
|
3
|
4
|
10
|
100
|
|
5
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
|
6
|
3
|
3
|
6
|
18
|
324
|
|
7
|
2
|
3
|
5
|
13
|
169
|
|
8
|
2
|
3
|
5
|
13
|
169
|
|
9
|
3
|
3
|
6
|
18
|
3224
|
|
10
|
2
|
2
|
4
|
8
|
64
|
|
11
|
2
|
3
|
5
|
13
|
169
|
|
12
|
2
|
4
|
6
|
20
|
400
|
|
13
|
2
|
2
|
4
|
8
|
64
|
|
14
|
1
|
4
|
5
|
17
|
289
|
|
15
|
2
|
3
|
5
|
13
|
169
|
|
Total sampel
|
Yj
|
30
|
38
|
68
|
178
|
2470
|
ΣjY2ij
|
68
|
110
|
|
|||
(Yj.)2
|
900
|
1444
|
2344
|
|||
Rata-rata
|
2
|
2,53
|
Factor koreksi =
=
Jumlah kuadrat = total
jumlah kuadrat – factor koreksi
=
178 – 154,13 =23,87
Jumlah kuadrat
perlakuan =
=
Jumlah kuadrat kelompok
=
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat
kelompok
= 23,87 – 2,14 – 8,87 =
12,86
Tabel 4.6. analisis varian aroma dari produk teh
Sumber
Keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Perlakuan
|
1
|
2,14
|
2,14
|
2,33
|
Kelompok
|
14
|
8,87
|
0,63
|
|
Galat
|
14
|
12,86
|
0,92
|
|
total
|
29
|
23,87
|
|
|
Dari
hasil perhitungan aroma dari produk the di dapatkan bahwa nilai Fhitung nya
adalah 2,33 sangat kecil sehingga tidak menyatakan perbedaan. Panelis tidak
dapat menyatakan perbedaan aroma dari setiap perlakuan. Panelis menyatakan
bahwa aroma dari seiap perlakuan adalah sama.
4.2.3. Analisis Warna dari
Produk Teh
Tabel 4.7. hasil penilaian warna pada produk teh
|
Teh A
|
Teh B
|
Total panelis
|
|||
1
|
2
|
Yi
|
ΣiY2ij
|
(Yi.)2
|
||
Panelis
|
1
|
2
|
3
|
5
|
13
|
25
|
2
|
2
|
1
|
3
|
5
|
9
|
|
3
|
1
|
2
|
3
|
5
|
9
|
|
4
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
5
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
6
|
3
|
2
|
5
|
13
|
25
|
|
7
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
8
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
9
|
2
|
1
|
3
|
5
|
9
|
|
10
|
1
|
2
|
3
|
5
|
9
|
|
11
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
12
|
2
|
3
|
5
|
13
|
25
|
|
13
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
14
|
2
|
2
|
4
|
8
|
16
|
|
15
|
2
|
1
|
3
|
5
|
9
|
|
Total sampel
|
Yj
|
29
|
29
|
58
|
120
|
232
|
ΣjY2ij
|
59
|
61
|
|
|||
(Yj.)2
|
841
|
841
|
1682
|
|||
Rata-rata
|
1,93
|
1,93
|
Factor koreksi =
=
Jumlah kuadrat = total
jumlah kuadrat – factor koreksi
=
120 – 112,13 = 7,87
Jumlah kuadrat
perlakuan =
=
Jumlah kuadrat kelompok
=
Jumlah kuadrat galat = jumlah kuadrat total – jumlah kuadrat perlakuan – jumlah kuadrat
kelompok
= 7,87 – 0 – 3,87 = 4
Tabel 4.8. analisis varian rasa dari produk teh
Sumber
Keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Perlakuan
|
1
|
7,87
|
7,87
|
28,11**
|
Kelompok
|
14
|
0
|
0
|
|
Galat
|
14
|
3,87
|
0,28
|
|
total
|
29
|
11,74
|
|
|
Dari hasil
perhitungan didapatkan bahwa Fhitung adala 28,11 diaman Fhitung adalah yang
paling besar. Sehingga ada perbedaan nyata diantara setiap perlakuan. Panelis
menyatakan ada perbedaan warna antara kedua perlakuan yang ada.
4.3. Uji A Bukan A
Tabel 4.9. tabel hasil penilaian 15 panelis
Panelis
|
Kelompok A
|
Kel. Bukan A
|
111
|
724
|
|
1
|
1
|
0
|
2
|
1
|
0
|
3
|
1
|
0
|
4
|
1
|
0
|
5
|
0
|
1
|
6
|
1
|
0
|
7
|
0
|
1
|
8
|
0
|
1
|
9
|
0
|
1
|
10
|
0
|
1
|
11
|
0
|
1
|
12
|
1
|
0
|
13
|
0
|
1
|
14
|
0
|
1
|
15
|
1
|
0
|
Jumlah
|
7
|
8
|
Dari
tabel 4.9. panelis yang memilih kelompok A dan yang bukan kelompok A berturut –
turut adalah 7 dan 8. Sedangkan menurut tabel lampiran 1 dengan 15 orang
panelis jumlah terkecil untuk menyatakan beda nyata adalah 12, 13 dan 14 masing
– masing pada tingkat 5%, 1% dan 0,1%.
Dari
data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah panelis yang meyatakan
perbedaan antara kelompok A dan bukan kelompok A belum menyatakan adanya
perbedaan karena jumlah panelis yang menyatakan sam masih dibawah persyaratan
yang diminta.
4.4. Uji Ranking
Tabel 4.10. hasil penilaian rasa 5 jenis air minum
dalam kemasan (AMDK)
Panelis
|
U1
|
U2
|
U3
|
U4
|
U5
|
AMDK
1
|
AMDK
2
|
AMDK
3
|
AMDK
4
|
AMDK
5
|
|
1
|
3
|
4
|
2
|
5
|
1
|
2
|
2
|
5
|
4
|
1
|
3
|
3
|
5
|
1
|
4
|
3
|
2
|
4
|
5
|
4
|
1
|
2
|
3
|
5
|
2
|
4
|
5
|
1
|
3
|
6
|
4
|
2
|
1
|
5
|
3
|
7
|
5
|
3
|
1
|
4
|
2
|
8
|
4
|
5
|
2
|
3
|
1
|
9
|
5
|
4
|
1
|
2
|
3
|
10
|
4
|
1
|
3
|
2
|
5
|
11
|
5
|
4
|
2
|
3
|
1
|
12
|
5
|
3
|
2
|
4
|
1
|
13
|
4
|
2
|
1
|
5
|
3
|
14
|
5
|
4
|
1
|
3
|
2
|
15
|
3
|
2
|
5
|
1
|
4
|
Total
|
61
|
38
|
35
|
44
|
37
|
Dari
tabel diatas maka diketahui 5 sampel pengujia nilai skor untuk ranking/urutan
pertama adalah 1,16 dan untuk untuk urutan terakhir adalah -0,50 sedangkan
untuk urutan 3 mempunyai skor 0, tabulasinya sebagai berikut:
Tabel 4.11. Hasil transformasi penilaian AMDK
Panelis
|
U1
|
U2
|
U3
|
U4
|
U5
|
Total
|
AMDK
1
|
AMDK
2
|
AMDK
3
|
AMDK
4
|
AMDK
5
|
||
1
|
0
|
-1,16
|
0,50
|
-0,50
|
1,16
|
0
|
2
|
0,50
|
-0,50
|
-1,16
|
1,16
|
0
|
0
|
3
|
-0,50
|
1,16
|
-1,16
|
0
|
0,50
|
0
|
4
|
-0,50
|
-1,16
|
1,16
|
0,50
|
0
|
0
|
5
|
0,50
|
-1,16
|
0,50
|
1,16
|
0
|
0
|
6
|
-1,16
|
0,50
|
1,16
|
-0,50
|
0
|
0
|
7
|
-0,50
|
0
|
1,16
|
-1,16
|
0,50
|
0
|
8
|
-1,16
|
-0,50
|
0,50
|
0
|
1,16
|
0
|
9
|
-0,50
|
-1,16
|
1,16
|
0,50
|
0
|
0
|
10
|
-1,16
|
1,16
|
0
|
0,50
|
-0,50
|
0
|
11
|
-0,50
|
-1,16
|
0,50
|
0
|
1,16
|
0
|
12
|
-0,50
|
0
|
0,50
|
-1,16
|
1,16
|
0
|
13
|
-1,16
|
0,50
|
1,16
|
-0,50
|
0
|
0
|
14
|
-0,50
|
-1,16
|
1,16
|
0
|
0,50
|
0
|
15
|
0
|
0,50
|
-0,50
|
1,16
|
-1,16
|
0
|
Total
|
-7,14
|
-4,14
|
6,64
|
1,16
|
4,48
|
0
|
Analisis
sidik ragam
Factor
koreksi = 0 …CF(correction factor)
JK sampel =
JK Panelis =
JK Total = (0²+0,50²+(-0,50)²+…+0,50²+(-1,16)²)
– 0
= 35,82 – 0 = 35,82
JK Error = JK – JK sampel – JK
panelis
= 35,82 – 8,91 – 0 = 26,91
Tabel 4.12. Daftar sidik ragam contoh air minum dalam kemasan
(AMDK)
Sumber
Keragaman
|
db
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Perlakuan
|
4
|
8,91
|
2,23
|
4,65
|
Kelompok
|
14
|
0
|
0
|
|
Galat
|
56
|
26,91
|
0,48
|
|
total
|
74
|
35,82
|
|
|
Dari
hasil pehitungan analisis sidik ragam didapatkan Fhitung 4,65 angka tersebut
terbilang kecil artinya panelis kesulitan dalam memberikan penilaian terhadap
sampel yang diberikan. Hal tersebut dapat dilihat dari Fhitung yang terlampau
kecil.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
·
Pada uji hedonic
panelis lebih menyukai air minum dalam kemasan (AMDK) A dengan total panelis
yang menyatakan suka adalah 12 panelis.
·
Dalam mutu hedonic
uji tingkat kemanisan dari produk teh panelis tidak bisa memberikan perbedaan
tingkat kemanisan dari produk teh yang di berikan.
·
Untuk uji aroma dari
produk teh panelis tidak menyatakan perbedaan aroma antara setiap perlakuan yang diberikan.
·
Untuk uji warna
pada produk teh panelis menyatakan bahwa ada perbedaan nyata dari setiap
perlakuan yang diberikan.
·
Untuk uji A bukan A
panelis yang menyatakan beda antar kedua contoh belum memenuhi syarat yang
diinginkan.
·
Uji ranking panelis
sulit untuk memberikan penilaian karena nilai Fhitung yang terlampau kecil.