BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Etilen dikenal sebagai gas
yang mempunyai fungsi dan kemampuan mengatur banyak tahap dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dan juga bagian – bagiannya. Etilen mempunyai sifat yang
merugikan karena dapat mempercepat proses penuaan dan memperpendek umur simpan
produk hortikultura segar, tetapi pada sisi lainnya menguntungkan karena dapat
memicu proses pematangan dan meningkatkan kualitas buah – buahan dengan cara
mempercepat dan meyeragamkan proses pemtangan.
Buah klimaterik seperti
buah pisan dapat dipercept kematangannya dengan cara pemerama. Salah satunya
dengan cara penggunaan batu karbid. Karbid atau kalsium karbida adalah senyawa
kimia yang mempunyai senyawa kimia CaC2 bila di beri air akan
bereaksi menghasilkan (C2H2) gas etilen dan dan air kapur
(Ca(OH)2). Gas etilen inilah yang mempunyai peranan dalam pemeraman
buah.
Sedangkan untuk menunda
proses kematangan buah pisang dapat digunakan bahan penyerap gas etilen. Salah
satunya yaitu kalium permanganan atau KMnO4 sehingg dapat
memperpanjang umur simpan dari buah pisang.
1.2.
TUJUAN
1.
Mengetahui teknik
pemeraman dengan menggunakan baha kalsium karbida (CaC2) dengan
pengaruhnya terhadap kematangan berdasarkan warna, kekerasan dan totap padatan.
2.
Mengetahui teknik
penggunaan kalium permanganan (KMnO4) dan pengaruhnya terhadap
kematangan berdasarkan wana, kekerasan dan total padatan.
1.3.
METODE PRAKTIKUM
1.3.1. Alat dan bahan
Alat
: penetrometer, hand rafraktometer, dan timbangan
Bahan
: pisang, karbis (CaC2), kalium permanganan (KMnO4) dan
kain kasa, plastic PE
1.3.2.
Prosedur kerja
1.
Pemeraman dengan
karbid
Buah pisang dalam bentuk sisir dikemas dengan plastic
jenis PE dan batu karbid atau kalsium karbida (CaC2) di bungkus
dengan kertas (1 Kg pisang : 1 g karbid), kemudian diletakkan dekat buah pisang
yang sudah dikemas.
2.
Penggunaan KMnO4
Bahan penyerap etilen
dibuat dengan merendam batu apung dalam larutan KMnO4 jenuh selama
30 menit setelah dikeringkan. Selanjutnya KMnO4 di ambil dan dikemas
dalam kain kasa. Penggunaan KMnO4 dimasukkan kedalam plastic berisi
pisang, namun diupayakan agar KMnO4 tidak menyentuh pisang.
3.
Tanpa bahan kimia
(control)
Buah
piasng dalam bentuk sisir dikemas denga plastic jenis PE.
1.3.3.
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-3 yaitu:
1.
Susut berat
2.
Warna
3.
Kekerasan/kelunakan
4.
Total padatan
terlarut
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1.
HASIL
2.1.1.
Pemeraman dengan karbid (CaC2)
Ø Hasil Pengamatan
Pengamatan
|
Hari
|
|
I
|
III
|
|
Susut berat
|
1000 g
|
780 g
|
Warna
|
Hijau, kekuningan
|
Kuning, kecoklatan
|
Tekstur
|
3,36
|
5,2
|
Ø Hasil Pengukuran diameter dan kedalaman
jarum menempus buah pisang.
Pengukuran
|
Bagian
yang diukur
|
Hari
ke
|
|
I
|
III
|
||
Diameter/d (cm)
|
I
|
3,8
|
3,6
|
II
|
4,2
|
3,4
|
|
III
|
3,6
|
3,2
|
|
Rata-rata
|
3,9
|
3,4
|
|
Kedalaman/h (cm)
|
Pangkal
|
2,3
|
6,1
|
Tengah
|
4,3
|
4,4
|
|
Ujung
|
3,5
|
5,1
|
|
Rata-rata
|
3,36
|
5,2
|
Ø Hasil Perhitungan kelunakan pada
pemeraman dengan karbid
·
Kelunakan Hari I
Rumus
luas Silinder = 2
rt + 2
r2


Rumus
kelunakan = 

Diketahui :
= 3,14 ; r = 3,9cm ;
t = 16,8cm ; h = 3,36cm ; g = 9,8

Luas =
2
rt + 2
r2


=
(2 × 3,14 × 3,9cm × 16,8cm) + (2 × 3,14 × 3,92 cm)
=
411,46cm + 95,51cm
=
506,97 cm2
Kelunakan =
=
=
= 0,064



·
Kelunakan Hari III
Rumus
luas Silinder = 2
rt + 2
r2


Rumus
kelunakan = 

Diketahui :
= 3,14 ; r = 3,4cm ;
t = 16,8cm ; h = 5,2cm ; g = 9,8

Luas =
2
rt + 2
r2


=
(2 × 3,14 × 3,4cm × 16,8cm) + (2 × 3,14 × 3,42 cm)
=
358,71cm + 72,59cm
=
431,3 cm2
Kelunakan =
=
=
= 0,11



2.1.2.
Penyimpanan dengan
KMnO4
Ø Hasil Pengamatan
Pengamatan
|
Hari
|
|
I
|
III
|
|
Susut berat
|
680 g
|
630 g
|
Warna
|
Hijau, kekuningan
|
Kuning, kecoklatan
|
Tekstur
|
2,93
|
11,3
|
Ø Hasil Pengukuran diameter dan kedalaman
jarum menempus buah pisang.
Pengukuran
|
Bagian
yang diukur
|
Hari
ke
|
|
I
|
III
|
||
Diameter/d (cm)
|
I
|
3,6
|
3,6
|
II
|
3,3
|
3,3
|
|
III
|
3,5
|
3,3
|
|
Rata-rata
|
3,46
|
3,4
|
|
Kedalaman/h (cm)
|
Pangkal
|
3,3
|
11
|
Tengah
|
1,9
|
11,5
|
|
Ujung
|
3,6
|
11,4
|
|
Rata-rata
|
2,93
|
11,3
|
Ø Hasil Perhitungan kelunakan dengan
KMnO4
·
Kelunakan Hari I
Rumus
luas Silinder = 2
rt + 2
r2


Rumus
kelunakan = 

Diketahui :
= 3,14 ; r = 3,46cm ;
t = 16,8cm ; h = 2,93cm ; g = 9,8

Luas =
2
rt + 2
r2


=
(2 × 3,14 × 3,46cm × 16,8cm) + (2 × 3,14 × 3,462 cm)
=
365,04cm + 75,17cm
=
440,21cm2
Kelunakan = 

=
=
= 0,065


·
Kelunakan Hari III
Rumus
luas Silinder = 2
rt + 2
r2


Rumus
kelunakan = 

Diketahui :
= 3,14 ; r = 3,4cm ;
t = 16,8cm ; h = 11,3cm ; g = 9,8

Luas =
2
rt + 2
r2


=
(2 × 3,14 × 3,4cm × 16,8cm) + (2 × 3,14 × 3,42 cm)
=
358,71cm + 72,59cm
=
431,3 cm2
Kelunakan =
=
=
= 0,25



2.1.3.
Penyimpanan Tanpa Bahan Kimia
Ø Hasil Pengamatan
Pengamatan
|
Hari
|
|
I
|
III
|
|
Susut berat
|
1000 g
|
997 g
|
Warna
|
Hijau, kekuningan
|
Kuning, kecoklatan
|
Tekstur
|
3,13
|
1,67
|
Ø Hasil Pengukuran diameter dan kedalaman
jarum menempus buah pisang
Pengukuran
|
Bagian
yang diukur
|
Hari
ke
|
|
I
|
III
|
||
Diameter/d (cm)
|
I
|
3,3
|
3,3
|
II
|
3,6
|
3,6
|
|
III
|
3,5
|
3,5
|
|
Rata-rata
|
10,4
|
10,4
|
|
Kedalaman/h (cm)
|
Pangkal
|
3,3
|
3,2
|
Tengah
|
4,2
|
0,5
|
|
Ujung
|
1,9
|
1,3
|
|
Rata-rata
|
3,13
|
1,67
|
Ø Hasil Perhitungan kelunakan tanpa bahan
kimia
·
Kelunakan Hari I
Rumus
luas Silinder = 2
rt + 2
r2


Rumus
kelunakan = 

Diketahui :
= 3,14 ; r = 10,4cm ;
t = 16,8cm ; h = 3,13cm ; g = 9,8

Luas =
2
rt + 2
r2


=
(2 × 3,14 × 10,4cm × 16,8cm) + (2 × 3,14 × 10,42 cm)
=
1097,24 + 679,24
=
1776,48cm2
Kelunakan =
=
=
= 0,01



·
Kelunakan Hari III
Rumus
luas Silinder = 2
rt + 2
r2


Rumus
kelunakan = 

Diketahui :
= 3,14 ; r = 10,4cm ;
t = 16,8cm ; h = 1,67cm ; g = 9,8

Luas =
2
rt + 2
r2


=
(2 × 3,14 × 10,4cm × 16,8cm) + (2 × 3,14 × 10,42 cm)
=
1097,24 + 679,24
=
1776,48 cm2
Kelunakan =
=
=
= 0,009



2.2.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
sifat alaminya, buah dibagi menjadi dua kelompok yaitu buah
klimakterik dan non-klimakterik. Buah klimakterik adalah buah yang mampu
melakukan pematangan hingga maksimal kemudianakan
mengalami pembusukan
setelah pemanenan. Sedangkan bebuahan non-klimakterik adalah buah yang tidak
dapat melakukan pematangan lagi melainkan pembusukan saja setelah pemanenan. Proses pematangan buah dapat terjadi secara alami karena
adanya etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang sehingga
dapat memacu pematangan buah lainnya maupun dengan penambahan zat pengatur
pertumbuhan etilen. Etilen merupakan senyawa kimia mudah menguap yang
dihasilkan selama proses pematangan komoditi terutama bebuahan dan sayuran.
Etilen mempengaruhi buah klimakterik dan nonklimakterik. Perbedaannya pada buah
non-klimakterik etilen hanya mempengaruhi pada respirasi, tetapi tidak memacu
pertumbuhan etilen endogen dan pematangan buah. Sedangkan pada buah klimakterik
mempengaruhi semuanya (Hadiwiyoto, 1981). Praktikum ini buah yang digunakan
adalah pisang.
Penambahan karbit pada pematangan buah
menyebabkan konsentrasi ethilen menjadi meningkat. Haltersebut menyebabkan
kecepatan pematangan buah pun bertambah. Semakin besar konsentrasi gas
ethilen semakin cepat pula proses stimulasi respirasi pada buah. Terlihata
pada hasil praktikum bahwa dengan pemeraman dengan kalsium karbida tingkat
kelunakan semakin kecil yang menandakan buah sudah masak, juga terjadi
peunurunan susut berat yang cukup besar, dan warna menjadi kuning. Hal ini
disebabkan karena ethilen dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan enzim
karatalase, peroksidase, dan amilase dalam buah. Selain itu juga, ethilendapat
menghilangkan zat-zat berupa protein yang menghambat pemasakan buah. Usda
(1979) menyatakan bahwa Karbit (CaCl2) yang berfungsi sebagai etilen buatan
pada buah mempercepat proses pematangan sehingga akan meningkatkan nilai pH
buah selama penyimpanan.Mekanisme kerja karbit dalam meghasilkan etilena adalah
CaC2 + 2 H2O → C2H2 +
Ca(OH)2
Kalium permanganat (KMnO4) merupakan senyawa
yang memiliki sifat sebagai oksidator
yang kuat, senyawa ini digunakan sebagai bahan penunda kematangan karena kemampuannya mengoksidasi
etilen yang merupakan hormon pematangan menjadi etilen glikol. Pada
praktikum juga terjadi penundaan kematangan dimana susut bobot hanya turun
paling kecil di bandingkan dengan pemeraman dengan etilen, warnanya juga belum
menjadi kuning merata dan teksturnya masih agak keras. Selain itu
juga berfungsi
sebagai bahan penyerap etilen dan oksigen yang justru akan mempertahankan atau bahkan
menurunkan nilai pH buah selama penyimpanan(Dumadi
2001). KMnO4 merupakan senyawa oksidatif
yang mempunyai spektrum
luas dan bereaksi dengan baik terhadap etilen.
KMnO4 yang baru dijerapkan kedalam absorber berwarna ungu, setelah bereaksi dengan etilen akan berubah menjadi
berwarna coklat (Brody et al. 2001). Tetapi, karena
sifat racunnya, kontak langsung KMnO4 dengan produk pertanian sangat tidak direkomendasikan. Oleh karena itu, KMnO4(dengan
konsentrasi 4-6%) biasanya dijerapkan kedalam bahan inert kedalam permukaan luas seperti perlit, alumina, silika
gel, vermikulit, karbon aktif, dan selit (Vermeiren et al. 1999). KMnO4 merupakan
oksidator kuat yang dapat mengoksidasi etilen
(Santoso dan Purwoko 1995). Proses pengikatan etilen ini terjadi
karena KMnO4 sebagai pengoksida dapat bereaksi atau mengikat etilen dengan cara memecah ikatan
rangkap yang ada pada senyawa etilen menjadi bentuk etilen glikol
dan mangan dioksida. KMnO4 bersifat tidak menguap sehingga dapat disimpan
berdekatan dengan buah tanpa menimbulkan kerusakan buah.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
1.
Karbid dapat
mempercepat kemasakan pada buah.
2.
Perubahan terjadi
pada pemeraman dengan karbid yaitu perubahan warna yang seragam dan berwarna
kuning, terjadi penurunan berat, dan tekstur menjadi sangat lunak.
3.
Pemerman dengan
KMnO4 menunda kemasakan terlihat dari tekstur masih agak keras,
warna tidak merata berwarna kuning karna masih berwarna hijau, dan penurunan
berat yang sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
-
Brody
AL, Strupinsky ER, Kline LR. 2001. Active Packaging for Food Applications. Pensylvania USA:
Technomic Publishing Company Liu 1970, Vermeiren et al. 1999)
-
Dumadi SR. 2001. Penggunaan Kombinasi
Adsorban untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Pisang Cavendish. Jurnal
Teknol dan Industri Pangan 12:13-20.
-
Hadiwiyoto dan Soehardi.
1981. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen pendidikan
dan kebudayaan direktorat pendidikan menengah kejuruan.
-
Santoso BB, Purwoko BS.
1995 Fisiologi dan Teknologi Pascapanen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universitas Project.
-
Usda. 1976. Commercial Storage
of Fruits, Vegetables, and Florist and Nursery Stocks. New York : USDA
Agric Handbook.
-
Vermeiren
L, Devlieghere F, Van Beest M, Kruijf N, and Debevere J. 1999. Developments in the active packaging of
foods. Trends in Food Science and Technology. 10: 77-86.