Selasa, 30 Juni 2015

laporan praktikum satuan operasi 2 ekstraksi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Percobaan
Mempelajari besar kecilnya ukuran bahan terhadap hasil ekstraksi.
1.2.Dasar Teori
Bahan – bahan biologis biasanya dalam bentuk campuran, dan untuk mempersiapkan bahan makananperlu dilakukan pemisahan komponen dari campuran. Pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu absorsi gas, ekstraksi, dan pencucian, destilasi, kristalisasi, dan membrane pemisah (Earle, 1983).
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber dari komponen tersebut. Komponen yang dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan dari suatu system campuran padat cair, berupa cairan dari suatu system campuran padat cair atau berupa padatn dari suatu system padat padat. Produk utama dari proses ekstraksi adalah produk ekstraknya.
Dalam melakukan proses ekstraksi sangat penting dilakukan proses pendahuluan,hal ini dikarenakan ekstraksi akan lebih baik,jika bahan yang digunakan atau yang akan diekstraksi mempunyai luas permukaan yang besar dan struktur di dalam sel tersebut telah rusak.Selain itu ekstraksi juga dipengaruhi oleh tekanan (P) dan waktu (t).Tekanan akan menyebabkan deformasi dan aliran pada bahan,makin tinggi tekanan maka deformasi akan semakin cepat demikian juga dengan alirannya.Sedangkan semakin lama waktu yang digunakan maka akan semakin rusak struktur sel,sehingga aliran akan semakin besar.
Pada proses ekstraksi untuk mendapatkan suatu hasil dari suatu campuran,sangat dipengaruhi oleh konsentrasi komponen yang akan dipisahkan.Cara yang digunakan pada bahan padat,pemisahan kedua bahan pada umumnya digunakan pengendapan,sedangkan pada bahan cair bahan tersebut harus tidak saling bercampur(Earle, l969).



1.3.Metode Percobaan
1.3.1.            Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ubi kayu
1.3.2.      Alat
     Alat yang digunakan adalah kain saring, timbangan, timbangan analitik, blender, gelas ukur, baskom, petridish, oven, pisau.
1.3.3. Cara Kerja
1.      Bahan dikupas dan dibersihkan
2.      Ditimbang 100 gram bahan.
3.      Dilakukan pemarutan atau dilakukan pemotongan dengan ukuran tertentu, selanjutnya ditampung dan ditimbang.
4.      Tambahkan air bersih (secukupnya) kemudian lakukan peremasan (diletakkan dalam kain saring).
5.      Lakukan peremasan untuk mengeluarkan pati, dilakukan beberapa kali sambil ditambahkan air, proses peremasan dihentikan apabila warna air hasil remasan semakin jernih.
6.      Lakukan sedimentasi selama 10, 20 dan 30 menit, setelahnya aor dibuang
7.      Kemudian tambahkan air kedalam endapan pati dan difiltrasi mempergunakan kain saring, selanjutnya dilakukan pengendapan.
8.      Dilakukan sebanyak 3 kali.
9.      Hasil endapan yang terakhir ditimbang dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 40°C.
10.  Hasil pengeringan ditimbang.
11.  Tentukan residu pati yang diperoleh.






BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hasil
                  - berat bahan awal = 100 g
                  - setelah diblender = 110 g
                  - berat bahan awal = 100 g
                  - berat bahan dislice          = 100 g
2.1.1. Berat pati yang di blender sebelum dikeringkan
Lama sedimentasi
Berat ptridish
Kosong
Dengan isi
10 menit
44.67 g
52.57 g
20 menit
34.5 g
46.9 g
30 menit
34.61 g
43.78 g

-           Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð  52.57 – 44.67 = 7.9 g
-           Berat pati pada sedimentasi 20 menit
ð  46.9 – 34.5 = 12.4 g
-           Berat pati pada sedimentasi 30 menit
ð  43.78 – 34.61 = 9.17 g
2.1.2. Berat pati diblender setelah di keringkan (suhu 40°C selama 12 menit)
Lama sedimentasi
Berat petridish
kosong
Dengan isi
10 menit
44.68 g
51.89 g
20 menit
34.54 g
46.16 g
30 menit
34.62 g
43.42 g


-          Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð  51.89 – 44.68 = 7.21 g
-          Berat pati pada sedimentasi 20 menit
ð  46.16 – 34.54 = 11.62 g
-          Berat pati pada sedimentasi 30 menit
ð  43.42 – 34.62 = 8.8 g
2.1.3. berat pati yang di slice sebelum dikeringkan
Lama sedimentasi
Berat petridish
kosong
Dengan isi
10 menit
35 .67 g
36.41 g
20 menit
43.14 g
43.44 g
30 menit
34.20 g
35.91 g

-          Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð  36.41 – 35.67 = 0.74 g
-          Berat pati pada sedimentasi 20 menit
ð  43.44 – 43.14 = 0.3 g
-          Berat pati pada sedimentasi 30 menit
ð  35.91 – 34.20 = 1.71 g
2.1.4. berat pati yang dislice setelah dikeringkan (suhu 40°C selama 12 menit)
Lama sedimentasi
Berat petridish
Kosong
Dengan isi
10 menit
35.65 g
36.04 g
20 menit
43.06 g
43.20 g
30 menit
34.13 g
35.68 
-          Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð   36.04 – 35.65 = 0.39 g
-          Berat pati pada sedimetasi 20 menit
ð  43.20 – 43.06 = 0.14 g
-          Berat pati pada sedimenstasi 30 menit
ð  35.68 – 34.13 = 1.55 g
2.2. Pembahasan
               Sesuai dengan hasil praktikum dapat dilihat bahwa untuk bahan yang diblender memiliki residu pati hasil endapan yang lebih banyak di bandingkan dengan residu pati dari bahan di slice hal ini di di pengaruhi oleh ukuran bahan padat yang di ekstrak dan tenaga yang di gunakan untuk mengekstrak bahan. Bahan yang diblender memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga dapat diekstrak dengan mudah serta dengan tenaga yang relative kecil sedangkan untuk bahan yang di slice memiliki ukuran yang besar dan tenaga yang di pakai relative kecil sehingga residu patinya relative sedikit.selain itu juga perbedaan luas oermukaan juga mempengaruhi hasil ekstrak, bahan yang diblender memiliki luas permukaan yang besar sehingga pelarut dalam masuk lebih cepat dan dapat mengekstrak lebih cepat sedangkan bahan yang di slice emiliki luar permukaan yang kecil sehingga pelarut susah untuk mengekstrak dengan baik. Kecepatan aliran pelarut perbedaan dari hasil ekstrak pada bahan yang diblender yaitu kecepatan pelarut begitu cepat sehingga bahan lebih cepat terekstrak dengan baik.
               Untuk bahan yang di blender  memiliki residu pati yang bervariasi hal itu di karenakan tidak ada pembagian yang merata dari cairan yang akan di endapkan sehingga residu patinya berbeda. Jika dilakukan pembagian yang merata maka waktu sedimentasi yang lama akan mempunyai residu pati yang lebih banyak. Berat pati sebelum dan sesudah di keringkan akan terjadi penurunan berat karena pati yang sebelum dikeringkan memiliki kandungan air yang lebih tinggi, setelah dikeringkan maka  kandungan airnya akan berkurang sehingga beratnya akan turun. Hal tersebut juga terjadi pada bahan yang di slice.
              







BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
               Dari hasil praktikum yang di atas maka dapat di Tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.   Proses ekstraksi di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu ukuran partikel, lama sedimentasi, pelarut, dan tenaga.
2.   Semakin lama sedimentasi maka semakin banyak residu patinya.
3.   Berat pati sebelum di keringkan memiliki berat yang lebih besar dari pati setelah dikeringkan karna setelah dikeringkan kandungan airnya berkurang sehingga berpengaruh pada berat pati tersebut.













DAFTAR PUSTAKA

-          Earle, R.L. 1969. Satuan operasi dalam Pengolahan PanganJakarta: PT Sastra Hudaya.
-          Taib,dkk.1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil PertanianJakarta: PT Melton Putera.BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Percobaan
Mempelajari besar kecilnya ukuran bahan terhadap hasil ekstraksi.
1.2.Dasar Teori
Bahan – bahan biologis biasanya dalam bentuk campuran, dan untuk mempersiapkan bahan makananperlu dilakukan pemisahan komponen dari campuran. Pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu absorsi gas, ekstraksi, dan pencucian, destilasi, kristalisasi, dan membrane pemisah (Earle, 1983).
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber dari komponen tersebut. Komponen yang dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan dari suatu system campuran padat cair, berupa cairan dari suatu system campuran padat cair atau berupa padatn dari suatu system padat padat. Produk utama dari proses ekstraksi adalah produk ekstraknya.
Dalam melakukan proses ekstraksi sangat penting dilakukan proses pendahuluan,hal ini dikarenakan ekstraksi akan lebih baik,jika bahan yang digunakan atau yang akan diekstraksi mempunyai luas permukaan yang besar dan struktur di dalam sel tersebut telah rusak.Selain itu ekstraksi juga dipengaruhi oleh tekanan (P) dan waktu (t).Tekanan akan menyebabkan deformasi dan aliran pada bahan,makin tinggi tekanan maka deformasi akan semakin cepat demikian juga dengan alirannya.Sedangkan semakin lama waktu yang digunakan maka akan semakin rusak struktur sel,sehingga aliran akan semakin besar.
Pada proses ekstraksi untuk mendapatkan suatu hasil dari suatu campuran,sangat dipengaruhi oleh konsentrasi komponen yang akan dipisahkan.Cara yang digunakan pada bahan padat,pemisahan kedua bahan pada umumnya digunakan pengendapan,sedangkan pada bahan cair bahan tersebut harus tidak saling bercampur(Earle, l969).



1.3.Metode Percobaan
1.3.1.            Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ubi kayu
1.3.2.      Alat
     Alat yang digunakan adalah kain saring, timbangan, timbangan analitik, blender, gelas ukur, baskom, petridish, oven, pisau.
1.3.3. Cara Kerja
1.      Bahan dikupas dan dibersihkan
2.      Ditimbang 100 gram bahan.
3.      Dilakukan pemarutan atau dilakukan pemotongan dengan ukuran tertentu, selanjutnya ditampung dan ditimbang.
4.      Tambahkan air bersih (secukupnya) kemudian lakukan peremasan (diletakkan dalam kain saring).
5.      Lakukan peremasan untuk mengeluarkan pati, dilakukan beberapa kali sambil ditambahkan air, proses peremasan dihentikan apabila warna air hasil remasan semakin jernih.
6.      Lakukan sedimentasi selama 10, 20 dan 30 menit, setelahnya aor dibuang
7.      Kemudian tambahkan air kedalam endapan pati dan difiltrasi mempergunakan kain saring, selanjutnya dilakukan pengendapan.
8.      Dilakukan sebanyak 3 kali.
9.      Hasil endapan yang terakhir ditimbang dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 40°C.
10.  Hasil pengeringan ditimbang.
11.  Tentukan residu pati yang diperoleh.






BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Hasil
                  - berat bahan awal = 100 g
                  - setelah diblender = 110 g
                  - berat bahan awal = 100 g
                  - berat bahan dislice          = 100 g
2.1.1. Berat pati yang di blender sebelum dikeringkan
Lama sedimentasi
Berat ptridish
Kosong
Dengan isi
10 menit
44.67 g
52.57 g
20 menit
34.5 g
46.9 g
30 menit
34.61 g
43.78 g

-           Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð  52.57 – 44.67 = 7.9 g
-           Berat pati pada sedimentasi 20 menit
ð  46.9 – 34.5 = 12.4 g
-           Berat pati pada sedimentasi 30 menit
ð  43.78 – 34.61 = 9.17 g
2.1.2. Berat pati diblender setelah di keringkan (suhu 40°C selama 12 menit)
Lama sedimentasi
Berat petridish
kosong
Dengan isi
10 menit
44.68 g
51.89 g
20 menit
34.54 g
46.16 g
30 menit
34.62 g
43.42 g


-          Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð  51.89 – 44.68 = 7.21 g
-          Berat pati pada sedimentasi 20 menit
ð  46.16 – 34.54 = 11.62 g
-          Berat pati pada sedimentasi 30 menit
ð  43.42 – 34.62 = 8.8 g
2.1.3. berat pati yang di slice sebelum dikeringkan
Lama sedimentasi
Berat petridish
kosong
Dengan isi
10 menit
35 .67 g
36.41 g
20 menit
43.14 g
43.44 g
30 menit
34.20 g
35.91 g

-          Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð  36.41 – 35.67 = 0.74 g
-          Berat pati pada sedimentasi 20 menit
ð  43.44 – 43.14 = 0.3 g
-          Berat pati pada sedimentasi 30 menit
ð  35.91 – 34.20 = 1.71 g
2.1.4. berat pati yang dislice setelah dikeringkan (suhu 40°C selama 12 menit)
Lama sedimentasi
Berat petridish
Kosong
Dengan isi
10 menit
35.65 g
36.04 g
20 menit
43.06 g
43.20 g
30 menit
34.13 g
35.68 
-          Berat pati pada sedimentasi 10 menit
ð   36.04 – 35.65 = 0.39 g
-          Berat pati pada sedimetasi 20 menit
ð  43.20 – 43.06 = 0.14 g
-          Berat pati pada sedimenstasi 30 menit
ð  35.68 – 34.13 = 1.55 g
2.2. Pembahasan
               Sesuai dengan hasil praktikum dapat dilihat bahwa untuk bahan yang diblender memiliki residu pati hasil endapan yang lebih banyak di bandingkan dengan residu pati dari bahan di slice hal ini di di pengaruhi oleh ukuran bahan padat yang di ekstrak dan tenaga yang di gunakan untuk mengekstrak bahan. Bahan yang diblender memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga dapat diekstrak dengan mudah serta dengan tenaga yang relative kecil sedangkan untuk bahan yang di slice memiliki ukuran yang besar dan tenaga yang di pakai relative kecil sehingga residu patinya relative sedikit.selain itu juga perbedaan luas oermukaan juga mempengaruhi hasil ekstrak, bahan yang diblender memiliki luas permukaan yang besar sehingga pelarut dalam masuk lebih cepat dan dapat mengekstrak lebih cepat sedangkan bahan yang di slice emiliki luar permukaan yang kecil sehingga pelarut susah untuk mengekstrak dengan baik. Kecepatan aliran pelarut perbedaan dari hasil ekstrak pada bahan yang diblender yaitu kecepatan pelarut begitu cepat sehingga bahan lebih cepat terekstrak dengan baik.
               Untuk bahan yang di blender  memiliki residu pati yang bervariasi hal itu di karenakan tidak ada pembagian yang merata dari cairan yang akan di endapkan sehingga residu patinya berbeda. Jika dilakukan pembagian yang merata maka waktu sedimentasi yang lama akan mempunyai residu pati yang lebih banyak. Berat pati sebelum dan sesudah di keringkan akan terjadi penurunan berat karena pati yang sebelum dikeringkan memiliki kandungan air yang lebih tinggi, setelah dikeringkan maka  kandungan airnya akan berkurang sehingga beratnya akan turun. Hal tersebut juga terjadi pada bahan yang di slice.
              







BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
               Dari hasil praktikum yang di atas maka dapat di Tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.   Proses ekstraksi di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu ukuran partikel, lama sedimentasi, pelarut, dan tenaga.
2.   Semakin lama sedimentasi maka semakin banyak residu patinya.
3.   Berat pati sebelum di keringkan memiliki berat yang lebih besar dari pati setelah dikeringkan karna setelah dikeringkan kandungan airnya berkurang sehingga berpengaruh pada berat pati tersebut.













DAFTAR PUSTAKA

-          Earle, R.L. 1969. Satuan operasi dalam Pengolahan PanganJakarta: PT Sastra Hudaya.
-          Taib,dkk.1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil PertanianJakarta: PT Melton Putera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar